Selasa, 21 Juni 2011

Stroke dapat dicegah dan diobati

Stroke disebabkan oleh akumulasi faktor risiko stroke. Faktor risiko stroke ada yang tidak dapat diubah, dan ada yang dapat diubah. Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya. Laki-laki lebih mudah terkena stroke dibanding perempuan. Usia tua lebih mudah pula terkena stroke dibanding usia muda. Ras kulit berwarna lebih mudah terkena stroke dibanding ras kulit putih. Seseorang dengan riwayat keluarga stroke memiliki risiko  yang lebih besar pula untuk terkena stroke. Berbagai faktor risiko stroke tersebut adalah faktor risiko yang tidak dapat diubah.
            Faktor risiko stroke ada pula yang dapat diubah. Faktor risiko stroke yang utama adalah hipertensi. Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa 60%-70% pasien stroke menderita hipertensi pada saat masuk RS. Masalah yang umum dijumpai adalah ketidaktahuan dan ketidakpedulian sebagian besar anggota masyarakat tentang hipertensi. Hipertensi tidak memberikan gejala yang spesifik. Seorang penderita hipertensi akan datang berobat akibat komplikasi yang ditimbulkan oleh hipertensi. Hal itulah yang menyebabkan hipertensi disebut sebagai ”the silent killer”. Hipertensi akan membunuh penderita secara diam-diam dan perlahan, hampir tanpa gejala. Ketika disadari, komplikasi hipertensi sudah sedemikian parahnya (misalnya: penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal). 
            Faktor risiko stroke lain yang dapat diubah adalah diabetes, kadar kolesterol darah yang tinggi, kegemukan, merokok, gangguan tidur, dan kekentalan darah yang berlebih. Sama dengan hipertensi, maka seringkali faktor risiko stroke tersebut diabaikan dan kurang terkelola dengan baik.
            Pencegahan stroke diawali dengan mengenali faktor risiko stroke pada diri kita semua. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada diri anda sendiri: ”tahukah saya tekanan darah saya pada bulan ini?”, ”tahukah saya kadar gula darah terakhir saya?”, ”pernahkah saya mengukur lingkar perut saya ?”, dan ”tahukah saya kadar kolesterol darah saya ?”. Bila ada 2 atau lebih jawaban ”tidak”, maka artinya anda kurang peduli. Kenalilah faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan pada diri anda, pada kerabat/ keluraga anda, dan pada masyarakat di sekitar anda.
            Langkah berikutnya adalah mengendalikan fakor risiko stroke tersebut. Kendalikan tekanan darah yang tinggi dengan membatasi asupan garam, menghindari stress, mengkonsumsi banyak buah dan sayur, berhenti merokok, dan berolahraga secara teratur.  Pada banyak keadaan seringkali diperlukan intervensi obat-obatan untuk mendukung perubahan pola hidup yang telah diusahakan. Berbagai penelitian menunjukkan keberhasilan program intervensi faktor risiko untuk menurunkan angka kejadian stroke.  Angka kejadian stroke di berbagai negara menunjukkan penurunan akibat dari berhasilnya program pengurangan konsumsi garam, kampanye berhenti merokok, dan diet kaya buah dan syaur. 
Stroke dapat diobati
            Salah satu isu utama dalam penanganan stroke yang optimal adalah berpacu dengan waktu. Suatu istilah yang dikenal sebagai ”time is brain”. Tujuan utama penanganan stroke adalah menyelamatkan jaringan otak yang menderita kekurangan pasokan nutrisi dan oksigen. Batas waku penanganan stroke yang optimal adalah 4,5 jam. Semakin cepat mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat, maka akan semakin besar kemungkinan pemulihan.
Salah satu kendala yang utama dalam penatalaksanaan stroke adalah keterlambatan pasien datang berobat ke RS. Penyebab utama keterlambatan datang ke RS adalah kurang dikenalinya gejala stroke oleh masyarakat luas. Perhimpunan stroke di Amerika Serikat mengkampanyekan penggunaan alat ukur sederhana untuk deteksi dini stroke. Alat ukur ini dikenal dengan nama FAST (Face, Arm, Speech, and Tell Test). Di dalam bahasa Indonesia alat ukur ini dapat diterjemahkan sebagai “senyum, gerak, dan bicara”. Kampanye alat ukur ini terbukti memperbaiki waktu kedatangan pasien ke RS.  Alat ukur ini dipakai dengan meminta pasien untuk tersenyum, mengangkat lengan, dan bicara. Salah satu gangguan dari  fungsi senyum, gerak dan bicara harus dicurigai sebagai suatu gejala stroke sampai dengan terbukti bukan.
Apa yang dapat saya lakukan ?
            Tema hari stroke sedunia tahun ini adalah “apa yang dapat saya lakukan?”. Sebuah pertanyaan kritis yang menantang semua pihak yang peduli tehadap pelayanan  stroke. Masyarakat harus lebih peduli tetang faktor risiko stroke. Tanyakan pada diri anda dan orang-orang terdekat anda “apakah sudah tahu tekaanan darahnya minggu ini?” Bila belum ukurlah tekanan darah anda, dan bila tinggi lakukanlah segera intervensi untuk menurunkan tekanan darah tersebut.  Lakukan hal serupa untuk kadar gula darah dan kolesterol. Ingatkan diri anda dan orang-orang terdekat anda untuk berhenti merokok.
            Stroke adalah kedaruratan medik. Langkah diagnosis dan penanganan yang tepat akan memberikan hasil yang optimal. Segera kenali gejala stroke, dan segeralah bawa ke RS dengan fasilitas stroke yang memadai. Kampanye “senyum, gerak, dan bicara” dapat digunakan untuk mencurigai seseorang terkena stroke. Petugas medis yang terlibat dalam penatalaksanaan stroke harus melihat stroke sebagai kedaruratan medik. Penanganan stroke adalah berpacu dengan waktu. Pada kondisi demikian penanganan yang cepat dan tepat akan sangat diperlukan. Keberhasilan penanganan stroke akan tergantung dari kerjasama pasien, keluarga, dan petugas medis. Mari menyambut hari stroke sedunia, dengan sebuah harapan ”akan semakin baiknya pelayanan stroke di Indonesia”.